Luhut: BTS Tak Dibutuhkan Lagi Karena Ada Starlink, Benarkah? Ini Kata ATSI

Kalau kamu pengguna internet, pasti sudah dengar tentang Starlink ya? Baru-baru ini Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bilang kalau hadirnya Starlink bikin BTS nggak dibutuhkan lagi lho. Tapi bener nggak sih? Menurut Sekjen ATSI Marwan O. Baasir sebenernya BTS masih tetap dibutuhkan meski ada Starlink. Penasaran kan gimana ceritanya? Yuk kita bahas lebih lanjut di artikel ini!

Luhut Pandjaitan Klaim BTS Tidak Diperlukan Lagi Karena Ada Starlink

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, kehadiran layanan internet Starlink milik Elon Musk membuat BTS tidak lagi diperlukan. Hal ini disampaikan Luhut dalam sebuah acara Jumat (07/06) kemarin.

“Kalau kita pakai itu BTS, sekarang tidak perlu BTS lagi. Sudah ada Starlink,” ujarnya.

Merespons klaim ini, Sekretaris Jenderal ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Seluruh Indonesia), Marwan O. Baasir mengatakan bahwa BTS masih dibutuhkan, bahkan dengan adanya Starlink.

“Kalau dilihat sekarang ini, sebenarnya kita masih membutuhkan BTS. (BTS) masih dibutuhkan oleh masyarakat, sebenarnya belum ada komunikasi yang memadai,” ujar Marwan dalam Sharing Session Spectrum Frekuensi di Kantor XL Axiata, Senin (10/06).

BTS penting untuk akses internet di pelosok

BTS masih sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengakses jaringan telekomunikasi, terutama di daerah terpencil. Starlink memang bisa menyediakan akses internet berkecepatan tinggi, namun masih terbatas kemampuannya dalam menjangkau daerah pelosok dan terpencil di Indonesia. Sedangkan BTS telah terpasang di seluruh pelosok negeri, sehingga mampu memberikan layanan telekomunikasi yang lebih luas.

Teknologi tetap saling melengkapi

BTS dan Starlink sebenarnya merupakan teknologi yang saling melengkapi. Starlink fokus pada penyediaan koneksi internet berkecepatan tinggi sedangkan BTS lebih kepada telekomunikasi. Dengan demikian, kedua teknologi ini seharusnya digunakan secara bersamaan untuk memberikan layanan komunikasi yang lebih baik bagi masyarakat.

Kesimpulannya, pernyataan Luhut yang mengklaim

Apa Itu Starlink?

Starlink adalah layanan internet satelit yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan roket milik Elon Musk. Starlink menggunakan ribuan satelit kecil di orbit rendah Bumi untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia.

Bagaimana Starlink Bekerja?

Starlink menggunakan satelit untuk mentransmisikan sinyal internet ke Bumi. Satelit-satelit ini ditempatkan pada ketinggian 550 km di atas permukaan Bumi. Setiap satelit mampu mengirimkan sinyal internet ke satelit lain dan ke stasiun bumi. Stasiun bumi ini kemudian mengirimkan sinyal internet ke pelanggan melalui koneksi nirkabel.

Apakah Starlink Membuat BTS Tidak Dibutuhkan Lagi?

Tidak sepenuhnya benar. Meskipun Starlink dapat menyediakan koneksi internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil, BTS masih dibutuhkan untuk menyediakan layanan seluler seperti voice call dan SMS. BTS juga diperlukan untuk mendukung jaringan 4G dan 5G.

Selain itu, layanan Starlink masih terbatas dan belum tersedia di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, BTS masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konektivitas masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Dengan demikian, keberadaan Starlink tidak membuat BTS menjadi tidak dibutuhkan, melainkan melengkapi layanan telekomunikasi yang sudah ada.

Mengapa Luhut Pandjaitan Menganggap Starlink Dapat Menggeser BTS?

Pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tentang Starlink yang dapat menggantikan BTS ternyata tidak sepenuhnya benar. Meskipun layanan internet satelit Starlink dari Elon Musk memang memiliki kecepatan tinggi dan jangkauan luas, BTS masih tetap dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini.

BTS masih dibutuhkan masyarakat

Seperti yang disampaikan Sekjen ATSI Marwan O. Baasir, BTS saat ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah terpencil yang belum terjangkau layanan telekomunikasi berkualitas. BTS berperan penting dalam menyediakan akses telekomunikasi dan data bagi masyarakat di pelosok nusantara.

Teknologi BTS lebih murah dan praktis

Dibandingkan dengan layanan satelit seperti Starlink, teknologi BTS jauh lebih murah dan praktis untuk diimplementasikan di Indonesia. Pemasangan BTS tidak memerlukan satelit mahal dan rumit, hanya menara telekomunikasi dan perangkat pendukungnya. Hal ini tentu lebih sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang luas dengan penduduk tersebar di pulau-pulau terpencil.

BTS penting untuk keamanan dan pertahanan

Selain untuk keperluan telekomunikasi masyarakat, BTS juga berperan penting dalam keamanan dan pertahanan negara. BTS digunakan untuk mendukung sistem komunikasi antar instansi pemerintah, termasuk TNI dan Polri. Oleh karena itu, keberadaan BTS masih sangat dibutuhkan untuk kepentingan nasional.

Jadi, meskipun hadirnya layanan satelit canggih seperti Starlink, BTS masih tetap vital untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi dan pertahanan di Indonesia. Kedua teknologi ini sebenarnya dapat saling melengkapi, bukan saling menggantikan. Dengan demikian, pernyataan Menko Luhut tentang Star

Tanggapan ATSI: BTS Masih Tetap Dibutuhkan Meski Ada Starlink

BTS masih dibutuhkan masyarakat

Menurut Sekjen ATSI, Marwan O. Baasir, BTS masih dibutuhkan masyarakat, bahkan dengan adanya Starlink. “Kalau dilihat sekarang ini, sebenarnya BTS masih dibutuhkan. (BTS) masih dibutuhkan oleh masyarakat, justru tidak ada komunikasi memadai,” ujar Marwan.

Starlink belum mampu menggantikan BTS

Starlink memang menawarkan layanan internet berkecepatan tinggi. Namun, layanan ini belum tentu dapat menggantikan peran BTS secara keseluruhan. Pasalnya, BTS memiliki fungsi yang lebih luas, seperti untuk telepon seluler dan layanan data seluler.

Pengembangan infrastruktur tetap dibutuhkan

Pengembangan infrastruktur telekomunikasi, seperti BTS, masih sangat dibutuhkan di Indonesia. Hal ini untuk memperluas jangkauan colok12 layanan dan meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi bagi masyarakat.

Starlink memang teknologi yang menjanjikan, namun BTS masih memegang peranan penting dalam ekosistem telekomunikasi Indonesia. Kedua teknologi ini seharusnya dapat saling melengkapi, bukan saling menggantikan. Dengan demikian, pengembangan BTS tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan layanan telekomunikasi masyarakat Indonesia.

Luhut: BTS Tidak Diperlukan Karena Ada Starlink, Benarkah? Ini Tanggapan ATSI

Menurut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, keberadaan layanan internet Starlink milik Elon Musk membuat BTS tidak diperlukan lagi. Hal ini disampaikan Luhut dalam sebuah acara Jumat kemarin. “Kalau kita pakai BTS itu, sekarang enggak perlu BTS lagi. Sudah ada Starlink,” katanya.

Menanggapi pernyataan ini, Sekjen ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) Marwan O. Baasir mengatakan bahwa BTS masih dibutuhkan, bahkan dengan adanya Starlink.

BTS Masih Diperlukan Masyarakat

“Kalau dilihat sekarang ini, sebenarnya kita masih butuh BTS. (BTS) masih dibutuhkan oleh masyarakat, sebenarnya belum ada komunikasi layak yang tersedia,” kata Marwan dalam Sharing Session Spectrum Frekuensi di Kantor XL Axiata, Senin (10/6).

Infrastruktur Penting bagi Layanan Telekomunikasi

Menurut Marwan, BTS merupakan infrastruktur penting bagi penyediaan layanan telekomunikasi, seperti telepon dan internet. BTS digunakan operator seluler untuk menampung perangkat telekomunikasi dan menyalurkan sinyal ke perangkat pengguna.

“Jadi kalau dikatakan tidak diperlukan BTS, itu sebenarnya kurang tepat. Karena BTS ini infrastrukturnya untuk nanti bisa melayani masyarakat. Jadi yang namanya layanan komunikasi itu, BTS-nya harus ada dulu,” jelas Marwan.

Teknologi Baru Tetap Memerlukan BTS

Meskipun teknologi baru seperti Starlink hadir, BTS tetap dibutuhkan sebagai infrastruktur pendukung. BTS digunakan operator untuk menghubungkan jaringan dengan perangkat pengguna. Sementara itu, layanan seperti Starlink hanya menyediakan koneksi internet.

“Jadi meskipun ada teknologi baru, tetap sa

Conclusion

Jadi, meskipun Starlink bisa menjadi pilihan alternatif, BTS tetap diperlukan untuk layanan internet yang berkualitas di Indonesia. Dengan jangkauan yang luas dan infrastruktur yang mapan, BTS masih menjadi tulang punggung konektivitas nirkabel kita. Operator seluler terus berupaya mengembangkan jaringan agar semakin banyak orang bisa menikmati internet berkecepatan tinggi. Jadi jangan buru-buru mengubur BTS, karena perannya masih sangat vital bagi kita semua.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *